Oleh : Marjohan
Guru SMA Negeri 3 Batusangkar
DULU
Kasus kehamilan dan pelanggaran seksual yang dilakukan oleh pemuda dan
pemudi merupakan aib bagi orang tua dan kaum famili, sehingga yang
bersangkutan diberi sangsi berat sampai diusir dari kampung. Sekarang
kasus ini bila dilakukan oleh pelajar lebih banyak dikarenakan kepada
nama sekolah. Ini tentu saja pukulan kepada wibawa sekolah sebagai
Lembaga Pendidikan. Sebuah sekolah dianggap telah gagal atau disiplinnya
kurang, bila kedapatan pelajar-pelajarnya melakukan kasus aib ini. Tak
begitu dipersoalkan meskipun pelanggaran seksual itu sendiri terjadi di
rumah atau tempat lain akibat kegagalan orang tua dalam mendidik anak.
Pokoknya, paran sekolah, sering dituding.
Bagi
sekolah, langkah yang tepat untuk membersihkan nama baiknya adalah
dengan cara memecat pelajar yang berkasus atau dengan cara memindahkan
pelajar tersebut, apabila ia telah hamil atau melakukan abortus Sekarang
rata-rata tiap sekolah telah mendapat jatah nama buruk. Tidak pandang
bulu apakah itu sekolah negeri atau swasta, bahkan merupakan pukulan
yang lebih berat lagi bagi sekolah agama. Kasus kehamilan dan
pelanggaran seksual tidak hanya terjadi di sekolah kota, tetapi juga di
sekolah-sekolah desa. Dan umumnya, dilakukan oleh pelajar tingkat SLTA.
Rata-rata
siswa SLTA yang berusia 16-20 tahun menurut teori Rumke sedang berada
dalam masa genital. Dalam usia ini mereka penuh dengan dorongan
emosional don dorongan libido, nafsu seksual. Dalam masa ini terjadi
labilitas kejiwaan, yang bila tidak dikendalikan akan dapat mengarah
kepada hal-hal negative. Apabila seorang pelajar tidak dapat
mengendalikan diri misalnya, akan dapat mendorongnya untuk melakukan
pergaulan bebas. Melakukan pelanggaran seksual terhadap teman wanitanya
sendiri.
Tentu
saja kasus-kasus yang terjadi di sekolah dilakukan oleh sepasang
pelajar putera dan puteri. Tetapi resiko tertinggi dan berat ditanggung
oleh pelajar puteri, karena akibat pelanggaran seksual itu sangat
membeka pada perutnya yang membuncit serta robeknya selaput virgin.
Sedangkan bagi pelajar putera, kadang-kadang dapat bersikap lempar batu
sembunyi tangan. Menghindarkan dari tanggung jawab.
Memperhatikan
perilaku kehidupan remaja, menunjukkan bahwa pengaruh orang tua dan
stimulasi positifnya masih terlalu rendah. Amat sedikit orang tua dan
anak melakukan acara ngumpul-ngumpul untuk melakukan dialog dari hati ke
hati. Paling banyak cuma mengadakan ngumpul-ngumpul untuk menonton film
serial di Televisi. Kebanyakan pengaruh buruk pada remaja justru.
datang dari luar, yaitu melalui media massa cetak, audio visual, dan
melalui pergaulan.
Pada
umumnya kegemaran remaja, pelajar, adalah membaca, menonton, mendengar
musik, berkumpul dan ngobrol-ngobrol disamping melakukan aktivitas
produktif yang lain. Pada umumnya orang tua tidak tahu apa yang mereka
baca dan apa yang mereka tonton. Hal ini mungkin karena kesibukan,
karena kurang peduli atau juga karena orang tua merasa enggan mencampuri
urusan anak muda. Mungkin juga karena orang tua tidak mengenal tentang
perkembangan jiwa remaja. Mungkin pada suatu hari datang teman
mengatakan bahwa ada Info bagus, sebagai isyarat telah ada peluang bagi
mereka untuk menikmati bacaan atau film porno. Maka mereka pun membaca
buku porno itu atau menonton film biru secara diam-diam ditempat teman
atau ditempat lain.
Bacaan
dan tontonan yang bersifat porno dapat mendatangkan kenikmatan dan
merangsang keinginan seksual. Kemudian mereka akan berusaha mencari
peluang untuk melampiaskannya secara sendiri atau berkelompok. Mungkin
secara suka sama suka atau lewat perkosaan. Memang pengaruh pergaulan
yang negatif sangat cepat meluas. Rata-rata orang tua tidak mengetahui
istilah yang khas dalam pergaulan antara remaja istilah populer di
kalangan mereka untuk mengartikan film biru adalah film 26, barangkali
karena huruf B mewakili angka 2 dan huruf F mewakili angka 6.
Walau
orang tua telah membatasi pergaulan mereka dan melarang terhadap
hal-hal yang bersitaf negatif, namun adanya kesempatan-kesempatan lain,
bagi mereka tak mungkin semuanya terbendung. Tentu ada juga peluang
bagi mereka untuk berkumpul-kumpul dan mengadakan tukar menukar
informasi, ngobrol mangenai benda benda porno.
Media
massa yang dianggap sangat mengganggu kestablian jiwa remaja adalah
bentuk audio visual yang mana secara diam-diam telah merayapi kehidupan
mereka.
Dewasa
ini orang, sudah banyak memiliki video kaset tujuan utamanya adalah
untuk sarana hiburan anggota keluarga. Tetapi kemudian dibisniskan
menjadi tujuan komersial dengan menyulap rumah mereka menjadi bioskop
mini dan memungut uang tontonan dari kaset-kaset blue film. Rata-rata
peminatnya adalah anak-anak pelajar, bukan saja dari tingkat SLTA tetapi
juga pelajar tingkat SLTP setelah mengalami wet dream. Pelajar-pelajar
di kota dan di desa banyak yang telah mengetahui lokasi-lokasi rahasia
dari bioskop, mini ini. Sungguh bagi pemilik video cabul sekeping uang
lebih berharga dari segalanya. Mereka tega meracuni fikiran dan jiwa
generasi muda melemahkan semangat pelajar untuk belajar dan bekerja.
Film-film dan bacaan porno sangat cepat merangsang penontonnya, begitu pula bagi pelajar. la
cepat sekali meningkatkan ambisi seksual, dorongan seksual membuat
mereka ingin melakukan iseng-iseng, mungkin terhadap pacar atau terhadap
wanita lain. Ada majalah dan buku porno terbitan dalam dan luar negeri
yang telah beredar secara diam-diam di kalangan mereka.
Secara
naluriah, remaja laki-laki bersifat agresif dan remaja wanita bersifat
pasif. Remaja pria sangat tertarik kepada info-info yang bersifat
seksual. Sedangkan remaja wanita tertarik kepada hal-hal yang bersifat
romantis.
Banyak
anak-anak remaja yang tidak atau kurang punya latar belakang pendidikan
agama, orang tua pun tak memberi perhatian yang cukup. Mereka itu dapat
saja memperkenalkan bacaan dan majalah porno kepada teman wanita, lawan
jenis mereka. Dan kemudian mencari tempat-tempat yang sepi. Setelah
terangsang mereka melakukan hubungan seksual yang mana agama
menyebutnya sebagai perbuatan zinah.
Rata-rata
pelajar yang berkasus hubungan seksual ini secara suka sama suka.
Perbuatan itu sebagian dilakukan di rumah atau di tempat tersembunyi
dan sebagian lagi di tempat rekreasi yang suasananya lengang.
Umumnya
kasus pelanggaran seksual dan kehamilan pelajar ini disebabkan oleh
kurangnya pengawasan orang tua. Minusnya didikan agama, broken home
(orang tua yang sibuk dan suka bertengkar) dan akibat komunikasi yang
sangat jelek, di rumah. Berpacaran secara sembunyi-sembunyi dan
pergaulan yang sangat bebas dapat menjerumuskan pelajar putera dan
puteri kepada perbuatan zina dan kehamilan. Dimana untuk seterusnya
akibat perbuatan mereka itu pada gilirannya akan mencemari nama baik
sekolahnya. http://penulisbatusangkar.blogspot.com/